Suku baduy adalah suatu kelompok adat sub-etnis sunda tepat di wilayah kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Jawa Barat. Sekelompok badui lebih suka disebut sebagai urang kanekes dibanding suku badui.
Di wilayah baduy juga ada yang menjabat sebagai Pu’un yaitu seorang yang mengatur warganya, seperti pemerintahan lainnya yang berada di masing-masing daerah. Namun warga baduy sering menyebutnya Pu’un.
Ternyata suku ini juga terbagi menjadi 2 wilayah yaitu suku baduy dalam dan suku baduy luar. Perbedaan dari dua wilayah ini juga sangat berbeda lho.
Dimana wilayah baduy dalam lebih menghormati adat istiadatnya, contohnya sekelompok urang kanekes lebih berpegang teguh pada peraturan adat yang ada di sana. Sedangkan baduy luar, lebih mengikuti trend jaman sekarang, seperti menggunakan teknologi canggih dan sudah tercemar oleh budaya dari luar.
Bahasa

Bahasa suku baduy umumnya menggunakan bahasa sunda banten, ada beberapa sekelompok baduy yang mengerti bahasa indonesia bahkan inggris lho. Karena saat ini wilayah baduy sudah menjadi kunjungan para wisatawan asing.
Masyarakat baduy sebenarnya tidak mendapatkan pengetahuan atau ilmu dari bangku sekolah. Karena menurut masyarakat baduy sekolah menentang dengan adat istiadat budaya baduy. Sehingga mereka bisa berbaha indonesia bahkan inggris hanya belajar dari para wisatawan yang berkunjung ke daerahnya.
Kepercayaan Suku Baduy Banten

Bagi kamu yang belum mengetahui kepercayaan yang dianut oleh suku baduy, yaitu masyarakat kanekes sering menyebutnya sebagai sunda wiwitan. Namun seiring berkembangnya jaman, sekelompok baduy ada yang sudah dipengaruhi oleh agama Islam, Hindu dan Budha.
Mata Pencahariannya

Umumnya mata pencaharian masyarakat baduy yaitu bertani, dari cara tersebut masyarakat kanekes sudah melakukannya hingga ratusan tahun. Tak hanya itu, penghasilan lainnya juga didapat dengan cara menjual buah-buahan seperti durian dan asam keranji.
Masyarakat baduy juga suka melakukan tradisi seba yang dilaksanakan setiap tahun sekali dengan mengantarkan hasil bumi pada gubernur banten. Pada awalnya suku baduy hanya mengenal barter saja, namun berkembangnya jaman urang kanekes sudah mengenal dan menggunakan mata uang rupiah.
Pakaian Suku Baduy

Suku badui yang berada di provinsi banten memang terdiri dari 2 wilayah. Namun untuk pakaian yang dikenakan oleh wanita baduy dalam dan wanita baduy luar tidak jauh berbeda. Yang membedakan hanyalah warna saja.
Untuk busana yang dikenakan wanita yang masih gadis buah dadanya harus tertutup dan untuk wanita yang sudah menikah dadanya diperbolehkan terbuka bebas. Pakaian tersebut biasa dikenakan untuk sehari-hai. Sedangkan untuk bepergian, biasanya menggunakan kebaya dan kain yang berwarna biru kehitam-hitaman, dan perlengkapan lainnya.
Hukum Yang Ada Di Suku Baduy

Tak hanya di negara saja yang memiliki hukuman bagi orang yang melanggarnya, namun masyarakat baduy juga menerapkan hukuman bagi warganya yang melakukan pelanggaran. Hal tersebut disesuaikan dalam dua kategori, diantaranya ada :
- Hukuman Ringan, biasanya untuk tipe ringan ini hanya diberi peringatan saja oleh Pu’un. Jenis dari pelanggaran ini seperti mengadu domba antar suku badui.
- Hukuman Berat, bagi yang melakukan pelanggaran berat, maka akan dimasukkan ke rumah tahanan dalam jangka waktu selama 40 hari.
Tradisi Langka Yang Ada Di Suku Baduy

Biasanya warga baduy sering kali menjalankan tradisi kawayu, yaitu sebagai bulan suci bagi urang kanekes yang diadakan selama tiga bulan setiap tahunnya. Kawalu akan diisi dengan macam-macam doa seperti rasa damai, aman, dan sejatera untuk negeri ini.
Dan yang harus kamu ketahui juga, pada pelaksanaan tradisi bulan suci suku baduy, para pengunjung dilarang untuk masuk ke wilayah badui dalam. Melainkan hanya bisa berkunjung hingga baduy luar saja dan tidak boleh menginap.